2
Bentuk Tulisan “Syuroka” dalam Al-Qur’an
Apakah teman-teman pernah terlintas dalam benak, "Apa sih bedanya شركاء
dengan شركاؤا pada banyak ayat? Sekaligus menjawab
pertanyaan, "1 kata dalam Al-Qur’an yang dibaca 12 kali ketika
berhenti?"
·
Contoh شركاؤا
(wawu sbg tempat hamzah plus alif) pada surat Al An'am 94:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا
خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُم مَّا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاء
ظُهُورِكُمْ وَمَا نَرَى مَعَكُمْ شُفَعَاءكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ
فِيكُمْ شُرَكَاؤُا
·
Contoh شركاء
(tanpa wadah & alif) pada surat Al An'am 139:
وَقَالُواْ مَا
فِي بُطُونِ هَذِهِ الأَنْعَامِ خَالِصَةٌ لِّذُكُورِنَا وَمُحَرَّمٌ عَلَى
أَزْوَاجِنَا وَإِن يَكُن مَّيْتَةً فَهُمْ فِيهِ شُرَكَاء
Menurut bacaan yang setiap hari kita gunakan yaitu riwayat Hafs 'an 'Ashim
tidak ada bedanya sama sekali. Baik ketika membacanya washal (sambung) maupun
waqaf (berhenti), semuanya dibaca huruf hamzah biasa. Pertanyaannya: Lalu
kenapa kok sampai berbeda penulisannya begitu?
Sahabat Zaid bin Tsabit r.a. pernah berkata:
فوالله لو كلفوني نقل جبل من الجبال ما كان
أثقل عليَّ مما أمرني به من جمع القرآن
Artinya: "Demi Allah, Andai kalian menugaskanku
memindahkan sebuah gunung daripada gunung-gunung tidaklah lebih berat daripada
apa yang kalian perintahkan kepadaku yaitu mengumpulkan Al-Qur'an".
Menurut ulama Al-Qur’an cara penulisan Al-Qur'an ada 2 pendapat:
1. Tauqiifi: Berdasarkan
perintah nabi saw.
2. Taufiqi: Berdasarkan
hasil ijtihad sahabat di dalam mengumpulkan qira’at yang terpisah-pisah dalam
satu kitab
Meskipun para ulama mengokohkan pendapat yang pertama, namun pendapat kedua
juga kuat berdasarkan dalil-dalil. Dari pendapat kedua ini kita mengetahui
maksud statement sahabat zaid Ra diatas, betapa beratnya menyusun sebuah mushaf
30 juz yang tertulis terpisah-pisah pada pelepah kurma, bebatuan, kulit hewan
dll. Sekaligus merangkum bacaan-bacaan yang super 'njelimet' pada sebuah kitab
komplit yang mengandung beragam bacaan.
Menurut bacaan imam Hamzah dengan 2 rawinya: Khalaf &
Khallad (salah satu Imam Qiroat Sab'ah), ternyata cara membaca شركاؤا
dengan شركاء memiliki cara baca yang berbeda jauh
ketika waqaf saja. Boleh percaya boleh tidak, bahwa cara membaca شركاؤا
ada 12 macam, sedangkan شركاء
hanya 5 macam. Pye kuwi?
Pertama: Kata شركاؤا
ada 12 cara baca perinciannya:
1.
Syuroka a (2 harakat,
hamzah diatas waunya hilang/mahdzuf)
2.
Syuroka a a a (4
harakat, hamzah diatas waunya hilang/mahdzuf)
3.
Syuroka a a a a a (6
harakat, hamzah diatas waunya hilang/mahdzuf)
4.
Syuroka a a a a a (6
harakat, hamzah berharakat dhommah ditashil dengan roum)
5.
Syuroka a a a (4
harakat, hamzah berharakat dhommah ditashil dengan roum)
6.
Syuroka aw (2 harakat,
hamzah dirubah menjadi huruf wawu sukun)
7.
Syuroka a a aw (4
harakat, hamzah dirubah menjadi huruf wawu sukun)
8.
Syuroka a a a a aw (6
harakat, hamzah dirubah menjadi huruf wawu sukun)
9.
Syuroka a (2 harakat,
wawu berharakat dhommah di isymam)
10. Syuroka
a a a (4 harakat, wawu berharakat dhommah di isymam)
11. Syuroka
a a a a a (6 harakat, wawu berharakat dhommah di isymam)
12. Syuroka
a (2 harakat, wawu berharakat dhommah di baca roum)
Adapun yang kedua: kata شركاء
(hamzah tanpa wadah & alif) hanya ada 5 cara baca. Perinciannya bisa
dilihat pada point 1 - 5 saja.
Bagaimana teman-teman! Sekarang sudah tahu kan apa sebabnya kok berbeda cara penulisannya?
padahal cara bacanya sama menurut bacaan kita sehari-hari. Sekali lagi jawaban
ringkasannya ada 2:
1. Bahwa Al-Qur’an yang
dihadapan kita saat ini cara penulisannya mengandung ilmu qiraat yang berbeda
cara bacanya menurut imam/riwayat lain.
2. Lebih spesifik lagi,
bahwa cara membaca شركاؤا
dengan شركاء berbeda jauh dalam bacaan imam Hamzah
dengan 2 rawinya (Qiro'ah Sab'ah).
Ini hanya satu dari sekian ratus bahkan ribuan perbedaan cara tulis dan baca
dalam Al-Qur’an. Bagaimana? Apakah ada minat menyelam dalam "samudra tak
bertepi" ini? Masih PD bilang saya paling faham dan pakar Al-Qur’an,
padahal ilmunya tidak lebih dari beberapa persen dari 'setetes air samudra' ini?
Keterangan di atas sempat membuat saya sedikit 'shock' dan geleng-geleng,
"Masa' 1 kata aja bisa dibaca sebanyak 12 kali?". Tapi yaa gimana
lagi, memang begitu adanya diriwayatkan dan diajarkan dari baginda nabi Saw.
Kita sebagai umat beliau Saw hanya beriman dan "Sami'na Wa Atho'na".
Benar, bahwa ada kemungkinan besar beliau tidak mengajarkan ke 12 cara tersebut
ke para sahabat. Yang perlu digarisbawahi bahwa beliau cuma mengajarkan ushul
(pondasi awal cara baca) yang akhirnya oleh para ulama ditemukan 12 cara
tersebut.
Keterangan di atas bukan atas kehebatan saya dalam ilmu Qira’at (PD amaaat),
melainkan keterangan dari teman asal Maroko yang mengaji ilmu Qira’at pada
seorang Syekh dari Mesir. Setelah saya pastikan di kitab Qiraat ternyata valid
dan benar apa adanya.
Semoga dapat menambah wawasan Qur'ani kita.
Mohon masukan dan koreksinya bila ada kesalahan atau khilaf
Mochamad Ihsan Ufiq
Doha, 28 Oktober 2014
NB:
- Tashil: Membaca hamzah diantara fathah & alif
- Roum: Membaca 1/3 dari harakat asli
- Isymam: Mengisyaratkan harakat dhommah tanpa suara
0 Komentar