Translate This Web

Artikel Populer Dalam 30 Hari Terakhir

6 Hukum Tajwid Pokok Orang Awam


 

6 Hukum Tajwid Pokok Orang Awam


Sebagai sesama awam yang duluan belajar Al-Qur’an, saya hendak sharing pengalaman ngaji bersama. Berikut ini adalah metode mengajar & beberapa hukum tajwid penting pokok agar tahsin Al-Qur’an orang awam benar-benar efektif, bermanfaat, ada perkembangan, gak asal ngaji, lupa lagi lalu akhirnya bubar.

 

1.      GHUNNAH

Ini adalah kesalahan wajib ngaji orang awam yaitu kurang panjang pada 2 hurufnya. Solusinya adalah dengan cara mengajak mereka sedikit berteori, bukan diingatkan dengan praktik tutor saja agar tidak 'lupa lagi-lupa lagi'.

Ketika ghunnah kurang panjang, tanya peserta, "Apa itu ghunnah (seperti kuis)?". Lalu segera tulis di white board (wajib ada) bahwa ghunnah hurufnya 2, Nun (Ù†) dan (Ù…) DENGAN SATU syarat yaitu tasydid. Praktikkan cara bacanya. Ketika peserta masih salah, cukup tutor bilang, "Hmmm ada apa itu?". Peserta akan mencoba berfikir, jika beberapa saat masih lupa, bikin kuis lagi tentang ghunnah.

 

2.      MAD MUTTASHIL/MUNFASHIL & LAZIM

Tidak perlu diterangkan ini namanya muttashil/munfashil & lazim. Cukup terangkan kepada mereka, "Jika ada tanda ini "~" (gambarlah di white board) harus dipanjangkan selama 4 harakat SELAMA didepannya tidak ada huruf yang bertasydid, contoh: Ùˆَجَاءَ (tanda ~ di atas huruf ج)".


"Jika didepan tanda tersebut ada huruf bertasydid, maka dibaca 6 harakat, contoh:
الحَاقَّØ©َ, ÙˆَÙ„َا الضَّالِّينَ (tanda ~ ada diatas huruf Ø­ dan ض )". Setelah itu praktikkan. Jelaskan beberapa kali, dan minta peserta menjelaskan kembali. Jika masih salah, cukup diingatkan, "Hmmmm, ada apa itu?".

 

3.      PANJANG PENDEK MAD THOBI'I

Ini juga penyakit paling sering didapati. Cara mengatasinya: Tulis di white board huruf ا, ي, و. Untuk mushaf Indonesia biasanya dengan sukun, adapun mushaf madinah tanpa sukun. Jelaskan pada peserta, "Bila ada huruf berharakat didepannya ada salah satu 3 huruf tersebut disukun/tanpa sukun maka harus dipanjangkan 2 harakat.


Praktikkan, lalu Kembali minta mereka menjelaskan dan praktik. Jangan biarkan peserta mengangguk-angguk saja tanpa memahami rumus sederhananya.


Perlu diperhatikan: Untuk hukum tajwid berikutnya metodenya sama:

·      Ditulis rumusnya di white board. Beri contoh, praktikkan lalu minta peserta menjelaskan kembali dan praktik baca.

·  Jika masih salah, cukup ingatkan, "Hmmmmm, ada apa disitu?". Biarkan peserta mengingat-ingat sendiri.

·   Jika masih lupa, tulis kembali di white board, ulang terus sampai mereka benar-benar menghafal.

 

4.      IDGHOM BIGHUNNAH

Ù†ْ/tanwin (3 bentuknya ditulis di white board) + 2 huruf saja: ÙŠ dan Ùˆ (Untuk huruf Ù… dan Ù† tidak perlu disertakan karena masuk pembahasan ghunnah agar sederhana & ringkas). Untuk Idghom bila ghunnah tidak saya cantumkan karena ia mengikuti hukum baca tasydid yang harus sedikit ditekan pada huruf sebelumnya.

 

5.      IQLAB
Ù†ْ/tanwin + 1 huruf, yaitu ba' (ب). Untuk ikhfa' syafawi tidak disebutkan karena praktik dan hurufnya sama. Tinggal Ù†ْ/tanwin diganti Ù…ْ.

 

6.      IKHFA'
Ù†ْ/tanwin + 14 huruf (tidak perlu saya sebutkan). Cara mengingatkan orang awam rada susah karena harus menghafal 14 hurufnya dalam bait syi'ir. Namun solusinya cukup diingatkan satu-satu saja setiap kali bertemu pada ayat. Harus sabar dan telaten ngingetin.


Bila 6 hukum tajwid ini dikuasai dengan baik, insyallah boleh dikatakan ngaji seorang awam itu dikatakan standar dan bagus. Adapun untuk tafkhim, tarqiq, sifatul huruf, makhorijul huruf, ghoroib, huruf awal surat dll semuanya penting, cuma hendaknya tidak diberikan terlebih dahulu, boleh dikit-dikit jika dirasa sangat penting.

Ini hanya metode kompilasi di antara praktik dan teori yang sangat disederhanakan. Semuanya diringkas berdasarkan pengalaman belajar bersama dan sudah saya coba. Alhamdulillah hasilnya efektif dan banyak peningkatan. Fokus metode ini adalah hasil bacaan yang bagus dengan sedikit teori.


Satu tambahan lagi: minta para peserta untuk mencatat kesalahan yang ia lakukan pada lembar setoran ngaji. Pada pertemuan ngaji berikutnya -sebelum ngaji- minta ia agar membacanya kesalahan tersebut dan berhati-hati padanya.




Semoga ada sedikit manfaat

Mohon koreksi dan masukan tambahan.

Mochamad Ihsan Ufiq​

Doha, 20 Oktober 2014


Posting Komentar

0 Komentar