Translate This Web

Artikel Populer Dalam 30 Hari Terakhir

Akhlak, Al-Qur’an, dan Perawan


 

Akhlak, Al-Qur’an, dan Perawan


Anda pintar ngaji Al-Qur'an? Lah kok ketika dewasa merasa ilmu Al-Qur’annya tidak manfaat, atau hanya laku untuk diri sendiri saja? Bisa jadi ada yang bermasalah dengan cara meraih ilmu Al-Qur’an itu.


Sebelum memulai belajar Al-Qur'an orang tua harus memastikan beberapa hal pada anaknya. Tidak lain hal-hal tersebut berkaitan dengan akhlak anak terhadap Al-Qur’an. Karena belajar itu pada dasarnya mengutamakan AKHLAK dulu baru materinya.


Berikut adalah hal-hal remeh (-+) yang perlu ditinggalkan anak-anak sebelum memulai mengaji:

1.      Menjulurkan Mushaf

Penjelasannya adalah membawa Al-Qur’an (mushaf) dengan cara digelantungkan kebawah. Cara membawa seperti ini tidak mencerminkan memuliakan Al-Qur’an, cenderung menyamakannya dengan buku bacaan, koran, majalah, atau komik.
Yang tepat adalah dengan mendekapnya di dada dengan tangan kanan.  Atau membawanya seperti biasa dengan mengangkatnya sekira berada diatas 2 pintu pembuangan manusia.

2.      Menindih Mushaf

Penjelasannya adalah meletakkan mushaf dibawah buku, majalah, komik dsb atau menindihnya dengan barang-barang lain. Al Quran harus selalu diletakkan diatas atau diletakkan menyendiri di tempat yang mulia dan terawat.

3.      Menjulurkan Kaki ke Arah Mushaf

Penjelasannya adalah ketika Al-Qur’an diletakkan di atas bangku secara tidak sengaja kaki anak-anak menjulur ke arahnya. Ketika mengetahui hal ini orang tua seyogyanya memberitahu mereka bahwa hal ini tidak sopan.

4.      Mencorat-coret Mushaf

Mushaf adalah barang mulia yang tidak seharusnya menjadi media penyaluran apresiasi anak-anak. "Keep clean your mushaf", jangan dicorat-coret, buka pelan-pelan supaya tidak sobek.

5.      Meletakkan Mushaf di Lantai

Di antara lantai dan mushaf kita tahu memiliki perbedaan yang sangat jauh. Lantai (tanah) identik dengan diinjak-injak atau terhina, sedangkan mushaf adalah barang mulia yang harus diperlakukan spesial. Tentunya cara meletakkannya harus mulia, kecuali kalo kita tidak bisa membedakan mana tempat yang mulia mana tempat yang hina!


Walhasil, Al-Qur’an (mushaf) ibarat seorang perawan yang hendak dipinang seorang jejaka, dalam hal ini anak-anak (atau juga) kita. Kalo jejaka itu tidak memperlakukannya dengan lemah lembut dan hormat bagaimana mungkin sang perawan bisa menerima pinangannya? Mustahil.


Namun di antara Al-Qur’an (mushaf) dan perawan memilki perbedaan yang mencolok. Kalo perawan, ia akan mencampakkan kita setelah meninggal dan enggan menemani kita di alam kubur. Sedangkan Al-Qur’an, ia lebih setia, dan senantiasa menemani kita di lintas kehidupan:  dunia - alam kubur - atau ketika di akhirat.

 

Wahai para orang tua, sudahkan anda memastikan bahwa hal-hal diatas tidak dilakukan oleh anak-anak?



Semoga manfaat dan mohon masukan
.



Salam hormat dan cinta

Mochamad Ihsan Ufiq​

Doha, 24 April 2015


Posting Komentar

0 Komentar