Translate This Web

Artikel Populer Dalam 30 Hari Terakhir

Cara Washal Q.S. Ali Imran 1-2

 


Cara Washal Q.S. Ali Imran 1-2

 Saya hanya mau nyambung lidah dan share ILMU YANG PALING SEPI DEBAT dan PALING ADEM AYEM tidak menimbulkan kontroversi yang selalu menemui jalan buntu. Semua kelompok, organisasi, partai, hizb, firqoh, atau orang yang mengaku islam harus sepakat tentangnya (maksa banget...hehehe).

Langsung aja, Membaca Al-Qur’an memiliki tata cara khusus yang tidak bisa dikarang-karang sendiri. Semuanya berasal dari Nabi saw. dan inilah mukjizat Al-Qur’an berbahasa arab yang tidak dimiliki kitab suci lain.


Salah satu keunikan tersebut terletak di awal QS. Ali Imran 1-2. Sebenarnya keterangan ini sudah pernah saya tulis dulu, tapi gak ada salahnya diulang lagi, lawong ilmu itu mengulang.

Barang siapa yang gak mau mengulang ilmu maka ia tidak berilmu. Yang ia dapat hanya keraguan dan ketidakjelasan yang berasal dari akal logikanya saja berdasarkan sedikit ilmu yang belum ia tekuni.  Akhirnya rawan salah dan dikuasai hawa nafsu belaka. The point is:


Kenapa kok di QS. Ali Imran 1 ketika disambung dengan ayat 2 bunyinya fathah, demikian ayatnya:


الم * الله لا إله إلا هو


Bacanya begini kalau WASHAL (disambung ayat 1 ke 2):

1.  Alif laaaaaam MiiiiiimAllahu: Masing-masing lam dan mim dibaca 6 harakat. Atau bisa:

2.    Alif laaaaam MiimAllahu: Mim dibaca 2 harakat saja.

 

Silakan diperhatikan pada huruf A yang saya cetak kapital (ini yang saya maksud fathah). Pertanyaannya kenapa ketika disambung kok bunyinya gak:


1.     MiimUlloohu: dengan men-dhommah huruf mim pada الم? Atau:

2.     MiimIllahu: dengan mengkasroh huruf min pada الم

Jawabannya:

1.  Tidak bisa di dhommah, supaya kata الم الله tidak disangka sama dengan kata ذلكم الله yang mim disini adalah mim jama'. Keduanya memiliki cara baca yang sama bila mimnya di dhommah, makanya pada الم الله tidak di dhommah mimnya.

2. Tidak bisa di kasroh, demi menjaga suara tafkhim (tebal) pada lafadz Allah yang terletak di awalan surat. Bisa saja sih bila nekat mengkasroh dan menipiskan lafadz Allah jadi begini "Miimillahu" namun bacaan ini tidak sesuai riwayat jadinya. (ngarang qur'an sendiri aja mas… hehehe)



Cukup gini aja gak banyak-banyak, biar salahnya gak semakin banyak.


Mohon koreksinya ya.



Salam hormat & cinta

Mochamad Ihsan Ufiq​

Doha, 19 April 2015

Posting Komentar

1 Komentar

  1. afwan ustadz, diberi tahrik fathah karena adanya 2 huruf sakin yg bertemu sakin pertama yaitu huruf م dan sakin kedua huruf ل didalam membaca AlQuran tidak bisa kita baca jika ada pertemuan 2 huruf sakin makanya kita perlu alat bantu yaitu dgn memberikan tahrik kasrah, dhommah atau fathah, umumnya pertemuan 2 huruf sakin diberi tahrik kasrah، namun pada kata الم الله kita beri tahrik fathah agar lebih mudah membacanya, benar kata ustadz jika tahrik dhommah diberikan untuk kata jamak👍

    BalasHapus