1. Nama Khat Dan Gaya Penulisan
Khat pada foto ini adalah khat Naskhi sebagaimana pada kaligrafi sebelumnya. Khat ini sangatlah elegan dan banyak diminati karena mudah dibaca dan seluruh mushaf di dunia ini tertulis dengan khat Naskhi.
2. 4 Macam Pahala Ketika Membaca Al Quran
Mungkin selama ini kita hanya tahu bahwa membaca Al Quran itu berpahala. Namun kalau dalami lagi ternyata pahala yang Allah Swt sediakan bukan sekedar membaca Al Quran secara umum.
Masing-masing dari poin di bawah in memiliki sumber dalil yang sangat jelas untuk memastikan bahwa ia adalah pahala tersendiri:
a. Mentajwidkan huruf.
Di dalam Al Quran Allah Swt berfirman di QS. Al-Muzzammil 4 :
ورتب القرآن ترتيلا
Artinya, "Dan tartilkanlah (tajwidkanlah) Al-Quran dengan sebenar-benar tartil".
Makna tartil atau tajwid pada ayat ini adalah perintah untuk memperjelas setiap huruf Al-Quran hingga membacanya dengan pelan dan lancar. Hal tersebut sebagaimana yang telah di gariskan oleh ulama tajwid.
Konsekwensi dari tidak mentartilkan Al Quran adalah berkurangnya pahala. Apabila ia meremehkan dan menganggap biasa saja maka ia termasuk orang yang berdosa. Yang harus dilakukan adalah semaksimal mungkin mendekat dengan halaqah-halaqah Al Quran yang ada untuk memperbaiki bacaannya.
b. Melagukan bacaan.
Al Quran itu adalah keindahan dalam segala bentuknya: maknanya, bahasanya, susunannya dll. Sehingga sang pelantun juga harus mengemasnya bacaannya ketika membaca dengan suara yang indah juga.
Tentu keindahan suara disini adalah sebuah anugerah yang hanya Allah Swt berikan kepada hamba-hamba yang ia kehendaki. Namun bukan berarti seorang muslim yang merasa tidak memiliki suara yang indah lalu ia putus asa, hingga membaca Al Quran ala kadarnya. Usaha memperbagus disini tetap akan menjadi pahala tersendiri yang ia upayakan sebisa mungkin.
Yang perlu dicatat bahwa tingkatan melagukan disini hendaknya di lakukan setelah seseorang telah memastikan bacaannya telah benar dan tepat. Tidak boleh seseorang terlalu fokus memperbagus suaranya namun melalaikan tajwidnya.
c. Mentadabburi makna.
Diantara tujuan utama diturunkan Al Quran adalah untuk di tadabburi. Sebagaimana diterangkan dalam QS. Muhammad Saw 42 dan QS. An Nisa 82.
Tidak semua orang dapat bertadabbur. Karena amalan ini dapat dicapai ketika seseorang telah memahami bahasa arab dengan baik. Sehingga makna-makan ayat tergambar dalam benaknya tatkala membaca.
Untuk masuk ke tahap ini tentu dibutuhkan proses pembelajaran yang intensif. Membaca tanpa memahami makna yang diberikuti melihat terjemahan bukanlah amalan tadabbur yang dimaksud. Namun meski demikian perbuatan ini tetap baik.
d. Melancarkan bacaan
Telah dijelaskan dalam sebuah hadits sahih (HR. Bukhari & Muslim) bahwa orang yang bacannya lancar maka ia dinaikan derajatnya bersama malaikat safarah kiram al bararah. Yaitu malaikat yang taat kepada Allah Swt dan memiliki derajat yang tinggi di surga.
3. Kenapa Wahyu Pertama Perintah Membaca?
a. Menjelaskan urgensi membaca dan bahwasannya dengan membaca dapat membuka cakrawala dunia.
b. Dengan membaca (yang dilakukan dengan suara) dapat menambah kematangan kefahaman. Berbeda dengan bacaan yang hanya dibaca oleh akanl tanpa diucapkan.
c. Dengan memperbanyak membaca seseorang akan merasa bahwa dirinya masih senantiasa memiliki ilmu yang sedikit. Karena informasi-informasi baru akan ia temukan seiring bacaannya.
0 Komentar