Diantara 2 hal yang cukup sering ditanyakan terkait ilmu tajwid adalah permasalahan Ar-Roum dan Al-ikhtilās. Apa perbedaan antara keduanya?. Satu hal yang perlu difahami, bahwasannya para ulama terdahulu ketika menentukan sebuah istilah untuk sebuah bacaan, mereka menamakannya berdasar apa yang mereka temukan, baik dari segi pengucapan, keadaan huruf, posisi, suara bacaan dan lain sebagainya. Sehingga, sangat wajar sekali jika terjadi khilaf (perbedaan istilah) istilah namun bacaan tetap sama.
Diantara yang menjadi polemik di dalam istilah qirā'at adalah penyebutan Ar-Roum dan Al-Ikhtilās.
Semisal pada contoh :
لا تأمننا -lā ta'manunā
Al-Imam Abu Amr Ad-Dani rahimahullah menyebutnya dengan istilah Ar-Roum. Sementara As-Syathibi menyebutnya dengan Al-Ikhfā'.
Dikarenakan istilah Ar-Raum dan Al-Ikhtilās ini dapat disebut hampir mirip dalam pengucapan dan maknanya, maka perlu diuraikan terkait perbedaan Ar-Raum dan Al-Ikhtilās secara detail:
Berikut ini adalah 13 perbedaan antara Ar roum dan Al ikhtilas dilihat dari sudut pandang luas yang penulis temukan:
Ar-Raum terjadi ketika waqaf saja, sedangkan Al-Ikhtilās tidak hanya ketika waqaf.
Ar-Raum diperkirakan ukuran lirihnya 2/3 harakat, sedangkan Al-Ikhtilās diperkirakan 1/3 harakat.
Ar-Raum terjadi pada harakat dhammah, kasrah saja, sementara Al-Ikhtilās mencakup dhammah, kasrah dan fathah.
Ar-Raum juga terjadi pada tanwin dhammah, tanwin kasrah, sementara Al-Ikhtilās tidak bisa terjadi pada tanwin manapun.
Ar-Raum dipraktikkan pada harakat akhir kata saja, sedangkan Al-Ikhtilās dipraktikkan pada harakat pertengahan.
Ar-Raum merupakan kategori bacaan khilaf jaiz, sementara Al-Ikhtilās merupakan bacaan khilaf wajib.
Ar-Raum juga masuk pada pembahasan dirayat tajwid (teoritis), sementara Al-Ikhtilās masuk pada pembahasan riwayat.
Ar-Raum tidak mengharuskan sang Qori mempraktikkannya dalam proses pengambilan riwayat bacaan Al Quran, sementara Al-Ikhtilās sangat diharuskan.
Meninggalkan Ar-Raum tidak lantas berpotensi berdampak kadzib (bohong) dalam periwayatan Al-Qur'an, sementara Al-Ikhtilās sangat berpotensi.
Ar-Raum adakalanya dimaknai dengan Al-Ikhtilās, sedangkan Al-Ikhtilās adakanya dimaknai dengan Al-ikhfā', atau bisa digunakan untuk istilah 'kasrah sempurna' pada pembahasan ha' kinayah (dhamir).
Ar-Raum memiliki potensi bisa dibaca dengan Wajh lain yaitu Al Iskan dan Al Isymam (dalam bab waqaf di akhir kata), sementara Al-Ikhtilās sangat potensional dibaca dengan beberapa Wajh lainnya. adakalanya dengan : harakat sempurna (pada bab ha' kiayah), idgham (pada bab idgham kabir As Susi), dan juga Al-Iskan (pada beberapa kata khusus seperti: لا تعدوا، نعما menurut bacaan sebagian qurra').
Ar-Raum memiliki hukum baca yang sama dengan keadaan washal, biasanya kesamaan tersebut pada hukum tafkhim-tarqiq atau mad-qashr. Sementara Al-Ikhtilās tidak dikenakan kaedah diatas.
- Ar-Raum memiliki 1 tujuan untuk menunjukkan harakat asli pada akhiran kata, sementara Al-Ikhtilās memiliki fungsi dan tujuan lain yaitu memudahkan pengucapan huruf yang diidghamkan.
Demikian beberapa perbedaan antara Ar-Roum dan Al-Ikhtilas yang dapat penulis jabarkan. Kiranya tulisan ini dapat menjadi sebuah wawasan tambahan dan dapat menjadi bahan diskusi para pecita ilmu tajwid dan qiroat di Indonesia. Wallahu' A'lam.
Mochamad Ihsan Ufiq
Surabaya, 23 Agustus 2024.
0 Komentar