Merupakan sebuah kemuliaan dan kebanggaan bagi seorang hamba ketika ia diberi kemampuan dapat membaca Al-Qur’an dengan sempurna dan mampu untuk mentadaburinya. Kedua hal ini (membaca dan tadabur) diibaratkan dua sayap burung yang jika salah satunya terluka atau patah maka burung akan cacat dan tidak bisa terbang dengan baik.
Mirisnya, ada sekelompok orang di akhir zaman mengatakan, "Buat apa membaca Al-Qur’an tapi tidak dapat mentadaburinya?". Atau ada kemungkinan ini hanya sebuah “Batu loncatan” belaka karena tidak ada ketertarikan belajar tahsin Al-Qur’an ? Wal iyadzu billah, semoga tidak. Ia melanjutkan bahwa inti dari Al-Qur’an diturunkan adalah memahami maknanya bukan untuk membacanya.
Terkadang dari ungkapan di atas ia salah paham dengan makna “Tadabur”. Menurutnya makna tadabur adalah memahaminya walau hanya lewat terjemahan. Padahal, makna “Tadabur” yang sebenarnya adalah membaca Al-Qur’an sambil merenungkan maknanya.
Imam Ibn Qayyim berkata:
قَالَ ابْنُ الْقَيِّمِ رَحِمَهُ اللهُ: "لَا شَيْءَ أَنْفَعُ لِلْقَلْبِ مِنْ قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ وَالتَّفَكُّرِ، فَإِنَّهُ جَامِعٌ لِجَمِيعِ مَنَازِلِ السَّائِرِينَ.. فَلَوْ عَلِمَ النَّاسُ مَا فِي قِرَاءَةِ الْقُرْآنِ بِالتَّدَبُّرِ لَاشْتَغَلُوا بِهَا عَنْ كُلِّ مَا سِوَاهَا"
Ibn al-Qayyim semoga Allah merahmatinya, berkata :
"Tidak ada yang lebih bermanfaat bagi hati daripada membaca Al-Qur'an dengan tadabur dan merenung. Karena perbuatan tersebut mencakup semua tingkatan bagi orang-orang yang berjalan di jalan-Nya. Jika manusia mengetahui manfaat yang terkandung dalam membaca Al-Qur'an dengan tadabbur, mereka akan sepenuhnya lebih menyibukkan diri untuk hal tersebut dan meninggalkan segala sesuatu yang lain."
Dapat diambil kesimpulan bahwa untuk sampai ke tingkatan “tadabur” seseorang harus mampu dan pandai membaca Al-Qur’an terlebih dahulu. Jikalau sudah sampai pada tahap yang cukup, ia dapat memulai belajar bahasa Arab sedikit demi sedikit hingga ia dapat menggabungkan antara membaca dan tadabur.
Untuk membantu hal di atas terwujud, dapat memulai aktif menghadiri kajian tahsin dan belajar bahasa Arab Al-Qur’an untuk pemula. Kedua hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama dan kesabaran.
Kesimpulannya, bahwa seorang hamba hendaklah bertahap di dalam mencapai tujuan utama. Tujuan untuk dapat mentadaburi Al Quran hendaklah dimulai dari proses tahsin bacaan Al Quran hingga cukup. Tahap berikutnya memulai belajar bahasa arab Al Quran.
Membandingkan keutamaan antara membaca Al Quran dengan tadabbur merupakan sebuah perbuatan yang didasari oleh kurangnya pemahaman dalam beragama. Bagi seorang hamba yang belum dimudahkan untuk dapat belajar bahasa arab hendaklah ia jangan sampai tidak bisa membaca Al Quran, minimal ia harus pandai membaca.
Membaca terjemah bukanlah tadabbur, namun perbuatan tersebut tetaplah mulia. Dengan catatan ketika menjumpai terjemah yang sulit difahami secara dzahirnya, hendaklah merujuk ke penjelasan para ulama’ dan bertanya kepada ahlinya. Karena memahami dan mendalami makna Al Quran diharuskan merujuk ke kitab-kitab tafsir yang mu'tamad.
wallahu a'lam.
Miftah Dar as-Sa'adah, Juz: 1, Hal: 187.
0 Komentar